BAHAYA FANATISME
Fanatisme atau fanaticism merupakan pendapat atau pandangan
ekstrim tentang sebuah pemikiran atau objek tertentu yang sering dihubungkan
dengan sebuah konsep kepercayaan, dogma atau paradigma. Fanatisme sendiri tidak
akan menarik jika yang dibahas hanya mengenai pakaian, elektronik, aksesoris
atau gaya hidup, namun akan terjadi dalam pandangan ideologi, politik, issue,
agama dan beberapa hal menarik lain untuk diperbincangkan. Yang dimaksud dengan
menarik untuk diperhatikan adalah pada saat objek tertentu mengarah pada
ideologi atau politik tertentu sehingga akan terjadi perdebatan atau
argumentasi yang sengit karena melakukan perbandingan. Hampir bisa dipastikan
jika pandangan dan pendapat setiap individu dalam objek tertentu bisa
diperdebatkan karena terjadi perbedaan analisa karena perbedaan sudut pandang
baik dari kualitas, moralitas, kebenaran, nilai, manfaat, kaidah dan juga
variabel lain sehingga akhirnya muncul macam macam tingkah laku dalam psikologi yang fanatik. Berikut akan kami berikan ulasan
mengenai teori fanatisme dalam psikologi selengkapnya untuk anda.
Teori Fanatisme
Filsuf George Santayana yang merupakan seorang penulis Spanyol
mendefinisikan fanatisme sebagai melipatgandakan usaha ketika sudah lupa dengan
tujuan utama. Sedangkan Winston Churchill yang merupakan seorang tokoh politik
sekaligus pengarang asal Inggris berkata jika seorang fanatisme tidak akan
pernah bisa mengubah pola pikir dan juga tidak akan mengubah haluan sehingga
tidak bisa mengambil manfaat berpikir positif karena
sikap fanatik yang dimilikinya.
Sikap fanatik tidak akan memberikan keuntungan apapun, fanatisme selalu
diartikan sebagai sebuah hal negatif dan juga mengkotak kotakkan pikiran
manusia yang pada akhirnya hanya akan menjadi bahan tertawaan orang lain. Sikap
fanatisme umumnya akan dimiliki oleh beberapa orang yang kurang realistis pada
dunia luar sehingga lebih menutup mata dan telinga mereka rapat rapat tentang
semua hal diluar hal yang mereka yakini. Selain itu, mereka beranggapan jika
diri mereka sendiri yang paling benar sedangkan orang lain adalah salah.
Sikap fanatisme sangat bertentangan dengan benchmark yang adalah salah
satu cara agar seseorang bisa lebih maju dalam kehidupan. Orang fanatik akan
lebih menolak untuk melakukan segala hal yang baru. Sikap fanatisme ekstrim
tentunya sangat tidak baik sebab mereka hanya menganggap diri mereka yang
paling benar dan tidak mengerti bagaimana cara menghilangkan sifat egois yang
dimilikinya.
Konformitas adalah perilaku tertentu yang dilakukan
karena orang atau kelompok lain melakukan sebuah tindakan yang sama, sehingga
individu juga akan melakukannya meski orang tersebut menyukai atau tidak
menyukai apa yang sebenarnya sedang terjadi yang dilakukan sebagai salah
satu cara menjadi pribadi yang menyenangkan. Konformitas bukan
sekedar bertindak sesuai dengan tindakan orang lain, akan tetapi juga
dipengaruhi dari bagaimana ia bertindak. Konformitas menurut penelitian
Sherif dan Asch dalam sebuah kelompok terdapat acuan yang sebenarnya membuat
seseorang bisa menyesuaikan diri, perilaku, tindakan dan juga perbuatan dalam
beberapa hal seperti:
1.
Pengaruh Sosial Normatif
Normatif atau normative influence merupakan agar
diterima, menghindari sebuah penolakan dan juga keinginan agar bisa disukai
orang lain ataupun kelompok. Pengaruh normatif ini sejalan dengan keramaian
untuk menghindari sebuah penolakan agar bisa tetap dinilai baik oleh orang lain
atau diterima.
2.
Pengaruh Informasional
Pengaruh informasional atau keinginan untuk bertindak
benar dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan, keinginan diri
sendiri agar bisa menjadi benar. Pengaruh informasional ini akan mendorong
seseorang agar bisa secara diam diam untuk menerima pengaruh orang lain sebab hal
ini didasari dengan kecenderungan untuk bergantung pada orang lain sebagai
sebuah sumber informasi dari berbagai aspek dunia sosial sebagai cara membangun sikap kritis.
Berikut adalah beberapa analisis terhadap fanatisme
yang penting untuk diketahui.
1.
Pendapat Ahli Ilmu Jiwa
Mereka mengatakan jika sikap fanatisme adalah sifat
natural atau fitrah dan fanatisme merupakan konsekuensi logis dari kemajemukan
sosial atau heterogenitas dunia sebab sikap fanatik tidak mungkin terjadi tanpa
disebabkan pertemuan dua kelompok sosial.
2.
Pendapat Lainnya
Sedangkan menurut pendapat lain mengatakan jika
fanatisme bukanlah fitrah dari manusia namun merupakan hal yang direkayasa
tidak seperti macam macam sifat manusia yang merupakan hal alami.
Alasan dari pendapat ini adalah anak anak bisa bergaul dengan sebayanya tanpa
membedakan warna kulit atau agama. Anak anak bisa bergaul secara alami sebelum
ditanamkan pandangan dari orang tua atau masyarakat. Jika fanatik adalah bawaan
manusia, maka sudah pasti secara bersamaan akan terlihat di berbagai area di
dunia dengan berbeda beda penyebab.
3.
Teori Sigmund Freud
Seperti yang dimaksud Sigmund Freud menyatakan jika
fanatisme berakar dari tabiat agresi seperti disaat ia menyebut insting Eros
atau ingin tetap hidup dan insting Tanatos atau siap untuk mati.
4.
Teori Berakar Dari Pengalaman
Teori lain mengatakan jika fanatisme berakar dari
pengalaman hidup aktual. Pengalaman berupa kegagalan, ciri ciri depresi berat dan frustasi khususnya masa anak
anak bisa menumbuhkan tingkatan emosi seperti dendam atau agresi pada
kesuksesan dan kesuksesan tersebut dipersonifikasi menjadi orang lain yang
sukses. Seseorang yang selalu gagal terkadang akan tidak disukai oleh orang
lain yang sukses dimana perasaan ini lalu berkembang menjadi perasaan terancam
dari orang sukses yang akan menghancurkan dirinya.
Berikut 5 dampak psikologis fans yang terlalu fanatik Yang dilansir dari berbagai
sumber ini:
1.Celebrity
worship syndrome
Celebrity
worship syndrome adalah suatu kondisi dimana individu menjadi terobsesi kepada
seseorang atau beberapa selebriti serta menjadi tertarik dengan kehidupan
pribadi sang selebriti.
Dikutip dari jurnal penelitian universitas islam negeri syarif hidayatullah tingkatan yang paling parah sindrom ini ialah menganggap sang idola akan membantunya, menolongnya dari kesusahan, dan bahkan menganggap sang idola akan senang jika mereka masuk menjadi bagian dari keluarga atau mantan pacarnya.
Dikutip dari jurnal penelitian universitas islam negeri syarif hidayatullah tingkatan yang paling parah sindrom ini ialah menganggap sang idola akan membantunya, menolongnya dari kesusahan, dan bahkan menganggap sang idola akan senang jika mereka masuk menjadi bagian dari keluarga atau mantan pacarnya.
Contohnya saja kasus yang pernah dialami oleh
penyanyi Justin Timberlake, dimana seorang penggemarnya berusaha masuk ke dalam
rumahnya hingga tiga kali, dengan mengaku sebagai salah satu temannya.
Penderita sindrom ini tidak akan rela jika
idolanya di hina atau di kata - katain oleh orang.
2.Pembelian kompulsif
Mungkin membeli album,aksesoris dan lain - lain
yang berhubungan dengan sang idola merupakan hal yang sudah biasa . Tetapi lain
cerita dengan penderita kecendrungan pembelian kompulsif,
Biasanya fans yang begini membeli barang dengan jumlah banyak secara terus-menerus tanpa memikirkan resiko keuangan dan prilaku kompulsif ini tidak bisa dikontrol. Contohnya membeli album, marchendise, aksesosris - aksesoris, dan lain - lain tanpa memikirkan uang sakumu atau gajimu habis untuk membeli barang barang yang mungkin belum kamu butuhkan.
Biasanya fans yang begini membeli barang dengan jumlah banyak secara terus-menerus tanpa memikirkan resiko keuangan dan prilaku kompulsif ini tidak bisa dikontrol. Contohnya membeli album, marchendise, aksesosris - aksesoris, dan lain - lain tanpa memikirkan uang sakumu atau gajimu habis untuk membeli barang barang yang mungkin belum kamu butuhkan.
3.Delusi
erotomania
Mungkin kita
menyukai sang artis karena memang ia memiliki bakat, ketampanan dan lain - lain
. Tetapi pernah tidak kamu berpikir bahwa sang idola menyukai kamu??
Delusi
Erotomania merupakan delusi atau keyakinan yang menganggap sang artis menyukai
dirinya. Dilansir dari hallosehat.compenderita memiliki ciri kurang menarik,
menarik diri dari lingkungan dan penyendiri, serta jarang mengalami kontak
seksual. Mungkin terdengar tidak masuk akal ya.
Seperti yang dilansir tirto.id Pada 1921,
Gaëtan Gatian de Clérambault berargumen bahwa perempuan lebih sering
mengalaminya. Martin Brune dari Ruhr University, Jerman, mengafirmasi argumen
Clérambault setelah menganalisis 246 kasus erotomania pada 2007 dan menemukan sebanyak
69,1% pengidapnya adalah kaum hawa.
Bahkan para fans penderita erotomania
akan melakukan tindakan kekerasan kepada sang idola dengan tujuan agar sang
idola mengingat dirinya atau bukti cintanya. Serem banget..
Kasus pengintaian penyanyi Madonna oleh Robert
Hoskins pada 1995 adalah salah satu contoh ekstrem dari erotomania. ia adalah
tunawisma yang berdelusi bahwa Madonna telah ditakdirkan menjadi istrinya.
Beberapa kali ia coba menyusup masuk kediaman sang artis , tetapi upayanya
berhasil digagalkan, pertama kali oleh penjaga Madonna, dan kali kedua ia
langsung ditembak dan dibekuk polisi. Lebih parahnya, di dalam penjara pun ia
tak henti berobsesi terhadap Madonna.
4.Halusinasi
Hampir
sama dengan Delusi tetapi halusinasi lebih kepada panca indra akibat pengaruh
otak.
Fans yang begini biasanya meyakini bahwa ia merasakan bahwa melihat sang idola atau mendengar suara sang idol atau mungkin ia bisa meraba sang idolanya yang pasti itu tidak nyata alias khayalannya aja. Terdengar aneh ya.
Fans yang begini biasanya meyakini bahwa ia merasakan bahwa melihat sang idola atau mendengar suara sang idol atau mungkin ia bisa meraba sang idolanya yang pasti itu tidak nyata alias khayalannya aja. Terdengar aneh ya.
Jika
kamu merasa mengalami halusinasi atau delusi cepat - cepatlah ke psikatri atau
ke psikolog agar tidak semakin parah.
5.
Werther effect
Masih ingat
kasus bunuh diri salah satu personel boyband SHINee yang diikuti oleh fans dari
indonesia?. Fenomena ini disebut sebagai werther effect atau copycat suidical.
Werther effect merupakan fenomena peniruan tindakan bunuh diri sesorang yang
dianggap sebagai panutan, orang terdekat dan lain - lain. Karena para
"fans" tersebut merasa depresi ditinggal oleh idolanya atau merasa memahami
penderitaan sang idola dan ingin menunjukkan kesetiaannya pada sang idol.
Biasanya para peniru ini melakukan aksi bunuh dirinya dengan cara yang sama
dengan sang idola misalnya dilansir dariword.kbs.co.kr artis Choi jin-sil
meninggal karena bunuh diri dengan menggantungkan leher dengan kain pembalut
elastis di kamar mandi. Serta aktor Ahn jae-hwan yang bunuh diri dengan
menghirup gas briket dan dikuti oleh "fans" dengan cara yang
sama.
Sebenarnya sah - sah saja jika kamu
mwngidolakan seseorang tetapi jangan sampai kamu terlalu terobsesi kepada sang
idola sehingga merugikan kamu juga orang - orang disekitarmu. Jika kamu merasa
dari 5 penyakit ini ada didalam diri kamu segera konsultasikan ke psikiater
atau ke psikolog
Metode
Konselor
konselor yang harus berusaha dengan aktif untuk
melakukan pendekatan pada klien. Sedangkan beberapa hal yang bisa dilakukan
oleh seorang konselor pada klien fanatik sebagai cara menyikapi fanatisme ekstrim diantaranya adalah:
·
Mengajak untuk berpikir rationil: Umumnya, orang
fanatik tidak berpikir rationil ketika memandang masalah yang ia yakini adalah
benar. Apabila ia bisa kembali berpikir rationil dalam bidang yang ia yakini,
maka secara otomatis sikap fanatik yang dimiliki akan mulai memudar.
·
Memberikan contoh akibat dari fanatik: Memberikan
contoh yang pernah terjadi akibat dari perilaku fanatik juga bisa dilakukan
konselor. Biasanya perilaku fanatik akan berakhir dengan kekacauan, kegagalan
bahkan berakhir dalam sel penjara. Seseorang yang sudah tersadar dari
kekeliruan pandangan fanatik umumnya akan menertawakan diri mereka sendiri atas
kepicikan yang terjadi di masa lalu.
The King Casino - Atlantic City, NJ | Jancasino
BalasHapusCome on in the King Casino for fun, no wagering 바카라 사이트 requirements, worrione delicious dining, https://jancasino.com/review/merit-casino/ and enjoyable https://octcasino.com/ casino gaming all poormansguidetocasinogambling.com at the heart of Atlantic City.