TRANSKULTURAL NURSING NEGARA RUMANIA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada
abad ke-21, termasuk tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang berkualitas akan semakin besar. Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar negara (imigrasi) dimungkinkan, menyebabkan adaya pergeseran terhadap tuntutan asuhan keperawatan.
Keperawatan
sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang kuat, yang dapat dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam praktek keperawatan.
Perkembangan teori keperawatan terbagi menjadi 4 level perkembangan yaitu metha theory, grand theory, midle range theory dan practice theory. Salah satu
teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah Transcultural Nursing Theory. Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi
dan dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat. Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock.
Cultural
shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami disorientasi. Salah satu contoh yang sering ditemukan adalah ketika klien sedang mengalami nyeri. Pada beberapa daerah atau negara diperbolehkan seseorang untuk mengungkapkan rasa nyerinya dengan berteriak atau menangis. Tetapi karena perawat memiliki kebiasaan bila merasa nyeri hanya dengan meringis pelan, bila berteriak atau menangis akan dianggap tidak sopan, maka ketika ia mendapati klien tersebut menangis atau berteriak, maka perawat akan memintanya untuk bersuara pelan-pelan, atau memintanya berdoa atau malah memarahi pasien karena dianggap telah mengganggu pasien lainnya. Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.
B.
Rumusan
masalah
1. Definisi
Transkultural nursing
2. Apa
itu Negara Rumania
C.
Tujuan
1. Untuk
memahami konsep transkultural
2. Untuk
memahami kebudayaan rumania
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Paradigma
transkultural nursing
Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan
transcultural sebagaicara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam
terlaksananya asuhankeperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya
terhadap empat konsepsentral keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan
keperawatan (Andrewand Boyle, 1995).
1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga
atau kelompok yang memiliki nilai-nilaidan norma-norma yang diyakini dan
berguna untuk menetapkan pilihan danmelakukan pilihan. Menurut Leininger (1984)
manusia memilikikecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat
dimanapundia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas
yang dimiliki klien dalam mengisikehidupannya, terletak pada rentang sehat
sakit. Kesehatan merupakan suatukeyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks
budaya yang digunakan untukmenjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang
dapat diobservasidalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai
tujuan yang samayaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang
sehat-sakit yangadaptif (Andrew and Boyle, 1995).
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai
keseluruhan fenomena yang mempengaruhiperkembangan, kepercayaan dan perilaku
klien. Lingkungan dipandangsebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien
dengan budayanya salingberinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu :
fisik, sosial dan simbolik.
Lingkungan fisik adalah lingkungan
alam atau diciptakan oleh manusia sepertidaerah katulistiwa, pegunungan,
pemukiman padat dan iklim seperti rumah didaerah Eskimo yang hampir tertutup
rapat karena tidak pernah ada mataharisepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah
keseluruhan struktur sosial yangberhubungan dengan sosialisasi individu,
keluarga atau kelompok ke dalammasyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan
sosial individu harusmengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di
lingkungan tersebut.Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol
yangmenyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik,
seni,riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu
proses atau rangkaian kegiatan pada praktikkeperawatan yang diberikan kepada
klien sesuai dengan latar belakangbudayanya. Asuhan keperawatan ditujukan
memnadirikan individu sesuaidengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam
asuhan keperawatanadalah perlindungan/mempertahankan budaya,
mengakomodasi/negoasiasibudaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger,
1991).
a. Cara I : Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila
budaya pasien tidak bertentangandengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi
keperawatan diberikansesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki
klien sehinggaklien dapat meningkatkan atau mempertahankan status
kesehatannya,misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
b. Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi
keperawatan pada tahap ini dilakukan untukmembantu klien beradaptasi terhadap
budaya tertentu yang lebihmenguntungkan kesehatan. Perawat membantu klienagar
dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung
peningkatankesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yangberbau
amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yanglain.
c. Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien
dilakukan bila budaya yang dimilikimerugikan status kesehatan. Perawat berupaya
merestrukturisasi gayahidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok.
Pola rencanahidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai
dengankeyakinan yang dianut.
1.
Proses keperawatan
Transcultural Nursing
Model konseptual yang dikembangkan
oleh Leininger dalam menjelaskanasuhan keperawatan dalam konteks budaya
digambarkan dalam bentuk matahariterbit (Sunrise Model) seperti yang terdapat
pada gambar 1. Geisser (1991)menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan
oleh perawat sebagailandasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah
klien (Andrew andBoyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari
mulai tahappengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses
mengumpulkan data untuk mengidentifikasimasalah kesehatan klien sesuai dengan
latar belakang budaya klien (Giger andDavidhizar, 1995). Pengkajian dirancang
berdasarkan 7 komponen yang adapada “Sunrise Model” yaitu :
a. Faktor teknologi (tecnological
factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan
individu untuk memilih ataumendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam
pelayanankesehatan. Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat sakit,
kebiasaanberobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari
bantuankesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi
kliententang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasipermasalahan
kesehatan saat ini.
b. Faktor agama dan falsafah hidup
(religious and philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang
mengakibatkan pandangan yangamat realistis bagi para pemeluknya. Agama
memberikan motivasi yangsangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas
segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji
oleh perawatadalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang
klienterhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama
yangberdampak positif terhadap kesehatan.c. Faktor sosial dan keterikatan
keluarga (kinship and social factors)
Perawat pada tahap ini harus
mengkaji faktor-faktor : namalengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal
lahir, jenis kelamin,status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam
keluarga, danhubungan klien dengan kepala keluarga.
c. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup
(cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu
yang dirumuskan dan ditetapkanoleh penganut budaya yang dianggap baik atau
buruk. Norma-normabudaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan
terbataspada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah
:posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yangdigunakan,
kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisisakit, persepsi sakit
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaanmembersihkan diri.
d. Faktor kebijakan dan peraturan yang
berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit
yang berlaku adalah segalasesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam
asuhankeperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu dikajipada
tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan denganjam berkunjung,
jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, carapembayaran untuk klien yang
dirawat.
e. Faktor ekonomi (economical
factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit
memanfaatkan sumber-sumbermaterial yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar
segera sembuh.Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya :
pekerjaanklien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh
keluarga,biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantoratau
patungan antar anggota keluarga.
g. Faktor pendidikan (educational
factors)
Latar belakang pendidikan klien
adalah pengalaman klien dalammenempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat
ini. Semakin tinggipendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh
buktibuktiilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar
beradaptasiterhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang
perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenispendidikan
serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiritentang pengalaman
sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
2.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon
klien sesuai latar belakangbudayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi
melalui intervensikeperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995). Terdapat tiga
diagnosakeperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan
transkulturalyaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan
kultur,gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural
danketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang
diyakini.
3.
Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam
keperawatan trnaskultural adalahsuatu proses keperawatan yang tidak dapat
dipisahkan. Perencanaan adalahsuatu proses memilih strategi yang tepat dan
pelaksanaan adalahmelaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar belakang budaya
klien (Gigerand Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam
keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu : mempertahankanbudaya
yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengankesehatan,
mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurangmenguntungkan kesehatan dan
merubah budaya klien bila budaya yangdimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
a. Cultural care
preservation/maintenance
1) Identifikasi perbedaan konsep
antara klien dan perawat tentang proses melahirkan dan perawatan bayi
2) Bersikap tenang dan tidak
terburu-buru saat berinterkasi dengan klien
3) Mendiskusikan kesenjangan budaya
yang dimiliki klien dan perawat
b. Cultural
careaccomodation/negotiation
1) Gunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh klien
2) Libatkan keluarga dalam
perencanaan perawatan
3) Apabila konflik tidak
terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan berdasarkan pengetahuan
biomedis, pandangan kliendan standar etik
c. Cultual care
repartening/reconstruction
1)
Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yangdiberikan dan
melaksanakannya
2) Tentukan tingkat perbedaan pasien
melihat dirinya dari budayakelompok
3) Gunakan pihak ketiga bila perlu
4)
Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatanyang dapat
dipahami oleh klien dan orang tua
5) Berikan informasi pada klien
tentang sistem pelayanan kesehatan. Perawat dan klien harus mencoba untuk
memahami budayamasingmasing melalui proses akulturasi, yaitu proses
mengidentifikasi persamaan danperbedaan budaya yang akhirnya akan memperkaya
budaya budaya mereka.
Bila
perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak percaya
sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akanterganggu.
Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilanmenciptakan
hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.
4.
Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural
dilakukan terhadapkeberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai
dengankesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan
atauberadaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan
denganbudaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui
asuhankeperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.
B.
Definisi
Rumania
Rumania adalah negara yang terletak di Semenanjung
Balkan Eropa tenggara. Apa yang sekarang menjadi wilayah Rumania pertama kali
didiami di zaman kuno oleh suku yang disebut Dasia. Wilayah ini kemudian
menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi. Sepanjang sejarahnya, ukuran Rumania
berubah berkali-kali akibat invasi, pendudukan asing, dan perang.
Batas-batasnya saat ini berasal dari perjanjian perdamaian yang ditandatangani
setelah Perang Dunia I (1914-1918). Pemerintahan komunis berkuasa di Rumania
pada tahun 1947 dan memerintah sampai tahun 1989 ketika digulingkan.
Pemerintahan yang terpilih secara demokratis mulai berkuasa pada tahun 1990.
1. Penduduk
Nenek moyang orang Rumania adalah para pemukim Dasia
asli dan orang Romawi yang pernah menjajah wilayah tersebut. Sebagian besar
penduduk Rumania adalah etnis Rumania. Etnis Hungaria, yang membentuk hampir 8
persen dari populasi, dan etnis Jerman, dengan sekitar 1,5 persen dari
populasi, adalah kelompok minoritas terbesar. Mereka tinggal terutama di daerah
Transylvania dan Banat.
2. Bahasa dan Agama
Bahasa Rumania adalah salah satu jenis bahasa Romawi.
Seperti bahasa Prancis, Italia, Spanyol, dan Portugis, bahasa Rumania berasal
dari bahasa Latin, bahasa Romawi. Bahasa Rumania juga mengandung kata-kata dari
bahasa Slavia yang dituturkan oleh beberapa tetangga Rumania.
Kebanyakan orang Rumania adalah anggota Gereja Ortodoks
Rumania. Gereja Katolik Timur (atau Uniate), kelompok agama terbesar kedua,
dihapuskan pada tahun 1948 dan propertinya dipindahkan ke Gereja Ortodoks. Ada
juga sejumlah kecil pemeluk Katolik Roma, Protestan, dan Yahudi.
3.
Geografi
Rumania dibagi menjadi enam wilayah: Banat,
Transylvania, Moldavia, Bukovina, Walachia, dan Dobruja. Wilayah Banat terletak
di sudut barat daya negara. Relatif kecil dari segi ukuran, wilayah ini
sebagian besar terdiri atas dataran subur yang flat (mendatar).
Transylvania berada di dataran tinggi yang dikelilingi
oleh pegunungan di pusat Rumania. Mineral dan sumber daya hutan membuatnya
menjadi salah satu bagian terkaya di negeri ini. Moldavia, di timur laut, memiliki
pegunungan tinggi dan dataran subur. Bukovina, di tepi utara Moldavia, memiliki
hutan dan pegunungan di bagian utara, dan lereng yang menurun ke dataran rendah
di selatan.
Dataran wilayah Walachia, berbatasan dengan Sungai
Danube, meliputi sebagian besar wilayah Rumania selatan. Dobruja, di pantai
Laut Hitam, utamanya terdiri atas dataran berawa dan dataran rendah berbukit.
Dataran Sungai Danube River, atau delta, berada di wilayah ini. Delta terbentuk
di tempat di mana Sungai Danube berbelok ke utara.
4. Sungai dan Gunung
Sungai Danube adalah jalur air Rumania paling penting.
Lembah Danube juga mengandung beberapa tanah yang paling subur di Eropa.
Kecuali untuk cabang sungai utara, Prut, Danube adalah satu-satunya sungai
Rumania yang dapat dilewati oleh kapal. Anak sungai lainnya antara lain sungai
Mures, Jiu, Olt, Somes, dan Siret. Kanal sepanjang 640 kilometer menghubungkan
Sungai Danube dengan Laut Hitam.
Ada beberapa pelabuhan alami di
sepanjang pantai Laut Hitam, meskipun sebagian besar garis pantai terdiri atas
tebing tak beraturan dan rawa asin. Pegunungan Carpathian dan Alpen
Transylvania (perpanjangan barat daya dari rantai pegunungan Carpathian)
membentang di tengah Rumania dalam bentuk segitiga bergerigi. Gunung
Moldoveanu, di Pegunungan Fǎgǎraş dari Alpen Transylvania, adalah gunung
tertinggi di negara itu.
5. Iklim dan Sumber Daya Alam
Rumania adalah wilayah dengan iklim yang ekstrem,
berkisar dari musim panas yang sangat panas hingga musim dingin yang sangat
dingin dan berangin. Rata-rata suhu Januari di Bucharest, ibukota Rumania,
sekitar -13 °C. Pada bulan Juli suhu naik menjadi rata-rata 23 °C. Curah hujan
sedang, dan sebagian besar hujan jatuh pada bulan Mei. Selama bulan Juli dan
Agustus sering ada periode kekeringan yang parah.
Sumber daya alam Rumania meliputi tanah yang subur, yang
membuat lebih dari 60 persen lahannya cocok untuk pertanian. 25 persen dari
tanahnya, terutama di Pegunungan Carpathian dan Transylvania, ditutupi oleh
hutan. Rumania secara tradisional menjadi salah satu produsen minyak terkemuka
di Eropa, terutama dari daerah Ploeşti. Meskipun kebanyakan sumber ini telah
habis, cadangan minyak dan gas bumi baru di lepas pantai telah ditemukan di
Laut Hitam.
Garam, batubara, dan bijih besi
ditambang secara komersial. Cadangan emas, perak, tembaga, dan mineral lainnya
yang ditemukan tersebar di seluruh daerah pegunungan.
6.
Ekonomi
Setelah Perang Dunia II, Rumania fokus pada pengembangan
industri berat. Tapi pertanian terus memainkan peran penting dalam perekonomian
negara. Sekitar 40 persen orang Rumania tinggal di daerah pedesaan. Industri
jasa adalah segmen ekonomi terbesar dan paling cepat berkembang yang menyumbang
sekitar setengah dari pendapatan dan penyerapan tenaga kerja nasional.
7. Pertanian
Pertanian mempekerjakan hampir 30 persen dari angkatan
kerja Rumania. Tanaman utama adalah jagung, gandum, biji-bijian, kentang, dan
buah-buahan, termasuk anggur untuk industri anggur yang penting di negeri ini.
Peternakan, khususnya domba dan sapi, juga digalakkan.
Ketika pemerintah Komunis berkuasa, tanah-tanah disita
dari pemilik tanah besar dan sebagian kecil dibagikan pada para pekerja tani
miskin. Namun, bagian utama (sekitar 90 persen) diambil alih oleh negara dan
digunakan untuk mendirikan pertanian negara yang dimiliki oleh pemerintah; dan
pertanian kolektif (atau koperasi pertanian), di mana para petani menyatukan
tanah dan peralatan mereka. Hukum yang mengembalikan kepemilikan pribadi atas
tanah diberlakukan pada tahun 1991.
8. Industri
Industri, termasuk pertambangan, memberi hampir 40
persen pada pendapatan negara. Industri utama meliputi penyulingan minyak dan
pembuatan petrokimia dan pupuk kimia, baja, alat berat, lokomotif, traktor, dan
peralatan listrik. Pengolahan makanan dan pembuatan tekstil, pakaian, dan
sepatu juga sangat penting. Hutan negara menyediakan kayu dan produk kayu.
9. Kota-kota
Bucharest adalah ibukota dan kota terbesar di Rumania.
Dengan populasi sekitar 2 juta jiwa, kota ini menjadi pusat komersial,
industri, dan budaya negara. Sebelum Perang Dunia II, Bucharest dikenal sebagai
Paris of the Balkans, sebuah kota yang berkilauan dengan istana, hotel, kafe,
dan bioskop. Bucharest tetap menjadi kota yang indah hari ini.
Cluj adalah kota terbesar kedua. Cluj adalah ibu kota
Transylvania, yang merupakan bagian dari Hungaria sampai daerah ini diakuisisi
oleh Rumania setelah Perang Dunia I. Sekitar 40 persen dari penduduknya adalah
keturunan Hungaria. Cluj adalah pusat industri dan budaya yang besar. Karena
lokasinya di kaki bukit Pegunungan Apuseni, kota ini menjadi sebuah resor
olahraga musim dingin yang populer. Buah dan anggur dari pedesaan di sekitar
kota dianggap sebagai yang terbaik di Rumania.
Constanţa, di Laut Hitam, adalah pelabuhan terkemuka di
Rumania. Kota ini juga merupakan pusat komersial di wilayah Dobruja dan resor
pantai terkemuka di negara itu. Eforie dan Mamaia, kota-kota kecil dekat
Constanţa, juga merupakan resor populer. Jassy, kota terkemuka di Moldavia,
terkenal dengan universitasnya. Universitas tertua di Rumania ini juga dikenal
karena akademi seni, musik, dan dramanya.
10. Pemerintah
Di bawah pemerintahan komunis yang memerintah Rumania
sampai tahun 1989, Partai Komunis adalah “kekuatan politik terkemuka dari
seluruh masyarakat,” dan menjadi satu-satunya partai politik yang legal. Partai
ini dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal, pemimpin politik yang nyata di
negara itu. Posisi ini dipegang oleh Nicolae Ceauşescu selama 25 tahun, sampai
kematiannya pada revolusi 1989.
Pemerintah Rumania baru berkuasa setelah pemilihan umum
pada tahun 1990. Pemerintahan ini dipimpin oleh seorang presiden, yang
merupakan kepala negara dan pejabat eksekutif negara itu. Seorang perdana
menteri mengepalai Dewan Menteri, atau kabinet. Parlemen adalah lembaga
legislatif negara.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Salah satu teori yang diungkapkan
pada midle range theory adalah Transcultural Nursing Theory. Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi
dan dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat. Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock.
http://fcaesaraviandi.blogspot.com/2014/03/kebudayaan-romania.html
http://okfridacanismutputri.blogspot.com/p/pengertian-transkultural-nursing.html
Komentar
Posting Komentar