Langsung ke konten utama

TRANSKULTURAL NURSING NEGARA RUMANIA


TRANSKULTURAL NURSING NEGARA RUMANIA


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar belakang
  Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada abad ke-21, termasuk tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang berkualitas akan semakin besar. Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar negara (imigrasi) dimungkinkan, menyebabkan adaya pergeseran terhadap tuntutan asuhan keperawatan.
    Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang kuat, yang dapat dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam praktek keperawatan. Perkembangan teori keperawatan terbagi menjadi 4 level perkembangan yaitu metha theory, grand theory, midle range theory dan practice theory. Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah Transcultural Nursing Theory. Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat. Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock.
     Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami disorientasi. Salah satu contoh yang sering ditemukan adalah ketika klien sedang mengalami nyeri. Pada beberapa daerah atau negara diperbolehkan seseorang untuk mengungkapkan rasa nyerinya dengan berteriak atau menangis. Tetapi karena perawat memiliki kebiasaan bila merasa nyeri hanya dengan meringis pelan, bila berteriak atau menangis akan dianggap tidak sopan, maka ketika ia mendapati klien tersebut menangis atau berteriak, maka perawat akan memintanya untuk bersuara pelan-pelan, atau memintanya berdoa atau malah memarahi pasien karena dianggap telah mengganggu pasien lainnya. Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.

B.   Rumusan masalah
1.      Definisi Transkultural nursing
2.     Apa itu Negara Rumania
C.   Tujuan
1.      Untuk memahami konsep transkultural
2.      Untuk memahami kebudayaan rumania



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Paradigma transkultural nursing
 Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagaicara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhankeperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsepsentral keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrewand Boyle, 1995).
1.      Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilaidan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan danmelakukan pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memilikikecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapundia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisikehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatukeyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untukmenjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasidalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang samayaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yangadaptif (Andrew and Boyle, 1995).
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhiperkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandangsebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya salingberinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik.
Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia sepertidaerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah didaerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada mataharisepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yangberhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalammasyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harusmengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut.Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yangmenyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni,riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktikkeperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakangbudayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuaidengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatanadalah perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasibudaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).
a. Cara I : Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangandengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikansesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehinggaklien dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya,misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
b. Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untukmembantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebihmenguntungkan kesehatan. Perawat membantu klienagar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatankesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yangberbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yanglain.
c. Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimilikimerugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gayahidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencanahidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengankeyakinan yang dianut.
1.       Proses keperawatan Transcultural Nursing
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskanasuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahariterbit (Sunrise Model) seperti yang terdapat pada gambar 1. Geisser (1991)menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagailandasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew andBoyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahappengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasimasalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger andDavidhizar, 1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang adapada “Sunrise Model” yaitu :
a. Faktor teknologi (tecnological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih ataumendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanankesehatan. Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaanberobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuankesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi kliententang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasipermasalahan kesehatan saat ini.
b. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yangamat realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yangsangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawatadalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klienterhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yangberdampak positif terhadap kesehatan.c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : namalengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin,status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, danhubungan klien dengan kepala keluarga.
c. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkanoleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-normabudaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbataspada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah :posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yangdigunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisisakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaanmembersihkan diri.
d. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segalasesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhankeperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu dikajipada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan denganjam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, carapembayaran untuk klien yang dirawat.
e. Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumbermaterial yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh.Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaanklien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantoratau patungan antar anggota keluarga.
g. Faktor pendidikan (educational factors)
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalammenempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggipendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibuktiilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasiterhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenispendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiritentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
2.      Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakangbudayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensikeperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnosakeperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkulturalyaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur,gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural danketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
3.      Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalahsuatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalahsuatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalahmelaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar belakang budaya klien (Gigerand Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu : mempertahankanbudaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengankesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurangmenguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yangdimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
a. Cultural care preservation/maintenance
1) Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang proses melahirkan dan perawatan bayi
2) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien
3) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat
b. Cultural careaccomodation/negotiation
1) Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien
2) Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
3) Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan kliendan standar etik
c. Cultual care repartening/reconstruction
1) Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yangdiberikan dan melaksanakannya
2) Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budayakelompok
3) Gunakan pihak ketiga bila perlu
4) Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatanyang dapat dipahami oleh klien dan orang tua
5) Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan. Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budayamasingmasing melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan danperbedaan budaya yang akhirnya akan memperkaya budaya budaya mereka.
Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akanterganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilanmenciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.


4.      Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadapkeberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengankesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atauberadaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan denganbudaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhankeperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.

B.   Definisi Rumania
Rumania adalah negara yang terletak di Semenanjung Balkan Eropa tenggara. Apa yang sekarang menjadi wilayah Rumania pertama kali didiami di zaman kuno oleh suku yang disebut Dasia. Wilayah ini kemudian menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi. Sepanjang sejarahnya, ukuran Rumania berubah berkali-kali akibat invasi, pendudukan asing, dan perang. Batas-batasnya saat ini berasal dari perjanjian perdamaian yang ditandatangani setelah Perang Dunia I (1914-1918). Pemerintahan komunis berkuasa di Rumania pada tahun 1947 dan memerintah sampai tahun 1989 ketika digulingkan. Pemerintahan yang terpilih secara demokratis mulai berkuasa pada tahun 1990.
1.      Penduduk
Nenek moyang orang Rumania adalah para pemukim Dasia asli dan orang Romawi yang pernah menjajah wilayah tersebut. Sebagian besar penduduk Rumania adalah etnis Rumania. Etnis Hungaria, yang membentuk hampir 8 persen dari populasi, dan etnis Jerman, dengan sekitar 1,5 persen dari populasi, adalah kelompok minoritas terbesar. Mereka tinggal terutama di daerah Transylvania dan Banat.
2.      Bahasa dan Agama
Bahasa Rumania adalah salah satu jenis bahasa Romawi. Seperti bahasa Prancis, Italia, Spanyol, dan Portugis, bahasa Rumania berasal dari bahasa Latin, bahasa Romawi. Bahasa Rumania juga mengandung kata-kata dari bahasa Slavia yang dituturkan oleh beberapa tetangga Rumania.
Kebanyakan orang Rumania adalah anggota Gereja Ortodoks Rumania. Gereja Katolik Timur (atau Uniate), kelompok agama terbesar kedua, dihapuskan pada tahun 1948 dan propertinya dipindahkan ke Gereja Ortodoks. Ada juga sejumlah kecil pemeluk Katolik Roma, Protestan, dan Yahudi.
3.      Geografi  
Rumania dibagi menjadi enam wilayah: Banat, Transylvania, Moldavia, Bukovina, Walachia, dan Dobruja. Wilayah Banat terletak di sudut barat daya negara. Relatif kecil dari segi ukuran, wilayah ini sebagian besar terdiri atas dataran subur yang flat (mendatar).
Transylvania berada di dataran tinggi yang dikelilingi oleh pegunungan di pusat Rumania. Mineral dan sumber daya hutan membuatnya menjadi salah satu bagian terkaya di negeri ini. Moldavia, di timur laut, memiliki pegunungan tinggi dan dataran subur. Bukovina, di tepi utara Moldavia, memiliki hutan dan pegunungan di bagian utara, dan lereng yang menurun ke dataran rendah di selatan.
Dataran wilayah Walachia, berbatasan dengan Sungai Danube, meliputi sebagian besar wilayah Rumania selatan. Dobruja, di pantai Laut Hitam, utamanya terdiri atas dataran berawa dan dataran rendah berbukit. Dataran Sungai Danube River, atau delta, berada di wilayah ini. Delta terbentuk di tempat di mana Sungai Danube berbelok ke utara.
4.      Sungai dan Gunung
Sungai Danube adalah jalur air Rumania paling penting. Lembah Danube juga mengandung beberapa tanah yang paling subur di Eropa. Kecuali untuk cabang sungai utara, Prut, Danube adalah satu-satunya sungai Rumania yang dapat dilewati oleh kapal. Anak sungai lainnya antara lain sungai Mures, Jiu, Olt, Somes, dan Siret. Kanal sepanjang 640 kilometer menghubungkan Sungai Danube dengan Laut Hitam.
Ada beberapa pelabuhan alami di sepanjang pantai Laut Hitam, meskipun sebagian besar garis pantai terdiri atas tebing tak beraturan dan rawa asin. Pegunungan Carpathian dan Alpen Transylvania (perpanjangan barat daya dari rantai pegunungan Carpathian) membentang di tengah Rumania dalam bentuk segitiga bergerigi. Gunung Moldoveanu, di Pegunungan Fǎgǎraş dari Alpen Transylvania, adalah gunung tertinggi di negara itu.
5.      Iklim dan Sumber Daya Alam
Rumania adalah wilayah dengan iklim yang ekstrem, berkisar dari musim panas yang sangat panas hingga musim dingin yang sangat dingin dan berangin. Rata-rata suhu Januari di Bucharest, ibukota Rumania, sekitar -13 °C. Pada bulan Juli suhu naik menjadi rata-rata 23 °C. Curah hujan sedang, dan sebagian besar hujan jatuh pada bulan Mei. Selama bulan Juli dan Agustus sering ada periode kekeringan yang parah.
Sumber daya alam Rumania meliputi tanah yang subur, yang membuat lebih dari 60 persen lahannya cocok untuk pertanian. 25 persen dari tanahnya, terutama di Pegunungan Carpathian dan Transylvania, ditutupi oleh hutan. Rumania secara tradisional menjadi salah satu produsen minyak terkemuka di Eropa, terutama dari daerah Ploeşti. Meskipun kebanyakan sumber ini telah habis, cadangan minyak dan gas bumi baru di lepas pantai telah ditemukan di Laut Hitam.
Garam, batubara, dan bijih besi ditambang secara komersial. Cadangan emas, perak, tembaga, dan mineral lainnya yang ditemukan tersebar di seluruh daerah pegunungan.

6.      Ekonomi
Setelah Perang Dunia II, Rumania fokus pada pengembangan industri berat. Tapi pertanian terus memainkan peran penting dalam perekonomian negara. Sekitar 40 persen orang Rumania tinggal di daerah pedesaan. Industri jasa adalah segmen ekonomi terbesar dan paling cepat berkembang yang menyumbang sekitar setengah dari pendapatan dan penyerapan tenaga kerja nasional.
7.      Pertanian
Pertanian mempekerjakan hampir 30 persen dari angkatan kerja Rumania. Tanaman utama adalah jagung, gandum, biji-bijian, kentang, dan buah-buahan, termasuk anggur untuk industri anggur yang penting di negeri ini. Peternakan, khususnya domba dan sapi, juga digalakkan.
Ketika pemerintah Komunis berkuasa, tanah-tanah disita dari pemilik tanah besar dan sebagian kecil dibagikan pada para pekerja tani miskin. Namun, bagian utama (sekitar 90 persen) diambil alih oleh negara dan digunakan untuk mendirikan pertanian negara yang dimiliki oleh pemerintah; dan pertanian kolektif (atau koperasi pertanian), di mana para petani menyatukan tanah dan peralatan mereka. Hukum yang mengembalikan kepemilikan pribadi atas tanah diberlakukan pada tahun 1991.
8.      Industri
Industri, termasuk pertambangan, memberi hampir 40 persen pada pendapatan negara. Industri utama meliputi penyulingan minyak dan pembuatan petrokimia dan pupuk kimia, baja, alat berat, lokomotif, traktor, dan peralatan listrik. Pengolahan makanan dan pembuatan tekstil, pakaian, dan sepatu juga sangat penting. Hutan negara menyediakan kayu dan produk kayu.


9.      Kota-kota
Bucharest adalah ibukota dan kota terbesar di Rumania. Dengan populasi sekitar 2 juta jiwa, kota ini menjadi pusat komersial, industri, dan budaya negara. Sebelum Perang Dunia II, Bucharest dikenal sebagai Paris of the Balkans, sebuah kota yang berkilauan dengan istana, hotel, kafe, dan bioskop. Bucharest tetap menjadi kota yang indah hari ini.
Cluj adalah kota terbesar kedua. Cluj adalah ibu kota Transylvania, yang merupakan bagian dari Hungaria sampai daerah ini diakuisisi oleh Rumania setelah Perang Dunia I. Sekitar 40 persen dari penduduknya adalah keturunan Hungaria. Cluj adalah pusat industri dan budaya yang besar. Karena lokasinya di kaki bukit Pegunungan Apuseni, kota ini menjadi sebuah resor olahraga musim dingin yang populer. Buah dan anggur dari pedesaan di sekitar kota dianggap sebagai yang terbaik di Rumania.
Constanţa, di Laut Hitam, adalah pelabuhan terkemuka di Rumania. Kota ini juga merupakan pusat komersial di wilayah Dobruja dan resor pantai terkemuka di negara itu. Eforie dan Mamaia, kota-kota kecil dekat Constanţa, juga merupakan resor populer. Jassy, kota terkemuka di Moldavia, terkenal dengan universitasnya. Universitas tertua di Rumania ini juga dikenal karena akademi seni, musik, dan dramanya.
10.  Pemerintah
Di bawah pemerintahan komunis yang memerintah Rumania sampai tahun 1989, Partai Komunis adalah “kekuatan politik terkemuka dari seluruh masyarakat,” dan menjadi satu-satunya partai politik yang legal. Partai ini dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal, pemimpin politik yang nyata di negara itu. Posisi ini dipegang oleh Nicolae Ceauşescu selama 25 tahun, sampai kematiannya pada revolusi 1989.
Pemerintah Rumania baru berkuasa setelah pemilihan umum pada tahun 1990. Pemerintahan ini dipimpin oleh seorang presiden, yang merupakan kepala negara dan pejabat eksekutif negara itu. Seorang perdana menteri mengepalai Dewan Menteri, atau kabinet. Parlemen adalah lembaga legislatif negara.

  
BAB III
PENUTUP

A.   Simpulan
Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah Transcultural Nursing Theory. Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat. Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock.

                              DAFTAR PUSTAKA

http://fcaesaraviandi.blogspot.com/2014/03/kebudayaan-romania.html
http://okfridacanismutputri.blogspot.com/p/pengertian-transkultural-nursing.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACAM-MACAM POSISI PASIEN

BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Dalam dunia keperawatan, posisi pasien saat di tempat tidur adalah yang utama agar pasien merasa nyaman dengan tempat tidurnya di rumah sakit, seperti halnya pasien lansia yang memiliki kerentanan untuk terluka walaupun tanpa aktifitas dan juga bagi pasien yang mengalami cacat fisik seperti patah tulang atau pun kelainan pada tulang belakangnya. Karena jika kita sebagai perawat tidak bisa mengatur posisi pasien di tempat tidur, bisa terjadi pergeseran atau bahkan bisa membahayakan tulang di dalam tubuh pasien. Karena itulah terdapat macam-macam posisi pasien di tempat tidur yang harus diketahui oleh seorang perawat dalam menjalankan tugasnya, seperti posisi pasien saat akan menjalankan pemeriksaan medis dan lainnya. B.      RUMUSAN MASALAH 1.       Apa saja macam-macam posisi pasien ditempat tidur? 2.       Apa yang dimaksud dengan Posisi La...

SAP Memandikan Bayi

SATUAN ACARA PENYULUHAN MEMANDIKAN BAYI DI RUANG PERINATOLOGI RSUD TABANAN    OLEH KELOMPOK 2C 1.       Adisty Putri Wira Utami            (16.901.1335) 2.       I Komang Darmayasa                (16.901.1376) 3.       Kadek Dwi Trisnawati               (16.901.1418) 4.       Ni Putu Manado Ardayanti       (16.901.1508) PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPN I BALI 201 6 SATUAN ACARA PE NYULUHAN MEMANDIKAN BAYI   Pokok Bahasan              : Perawatan bayi sehari-hari Sub Pokok Bahasan ...

LAPORAN PENDAHULUAN CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)/ GAGAL JANTUNG KONGESTIF

LAPORAN PENDAHULUAN CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)/ GAGAL JANTUNG KONGESTIF A.     Konsep Dasar Penyakit 1.       Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi bengkak ( congestive ) (Udjianti, 2010). 2.   Gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologis be...