Langsung ke konten utama

SAP SENAM KAKI DM



SATUAN ACARA PENYULUHAN
SENAM KAKI DIABETES
PADA KELUARGA BAPAK. S




OLEH :
Adisty Putri Wira, S.Kep
NIM. 16.901.1508






PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA PPNI BALI
2017















SATUAN ACARA PENYULUHAN
SENAM KAKI DIABETES
PADA KELUARGA Bpk. S

Satuan Acara Pendidikan Kesehatan
Hari/Tanggal                       :    Senin, 17 April 2017
Waktu                                 :    45 menit
Tempat Pelaksanaan           :    Rumah Bpk. S
Sasaran                               :    Keluarga Bpk. S khusunya Tn.S
Topik Kegiatan                   :    Diabetes Mellitus dan Senam Kaki Diabetes
Sub Topik                            :   1.   Pengertian Senam Kaki Diabetik
                                                2.   Manfaat Senam Kaki Diabetik
                                                3.   Gerakan Senam Kaki Diabetik

A.    LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi ini, kemajuan teknologi, tingkat kemakmuran, dan informasi semakin pesat pula. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadi pergeseran pola konsumsi serta gaya hidup masyarakat. Pergeseran-pergeseran ini tentu saja berpengaruh terhadap tingkat kesehatan yang dialai oleh masyarakat. Penyakit yang dahulu banyak disebabkan oleh infeksi kuman beralih ke munculnya sindroma metabolik salah satunya adalah Diabetes Mellitus.
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suastika, 2008). Menurut American Diabetes Association/ADA (2006), DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena destruksi sel beta dan resistensi insulin.
DM saat ini menjadi penyakit yang sangat populer di kalangan penduduk dunia. WHO menyebutkan, jumlah penderita DM di dunia pada tahun 2011 mencapai lebih dari 346 juta jiwa. Jumlah ini kemungkinan akan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030 tanpa intervensi. Berdasarkan survey WHO pada tahun 2006, jumlah penderita DM di Indonesia sekitar 17 juta orang (8,6 persen dari jumlah penduduk) atau menduduki urutan terbesar ke-4 setelah India, Cina, dan Amerika Serikat (Prihatno, 2006). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bali, jumlah penderita DM tipe 2 di Bali pada tahun 2009 sebanyak 610 orang dan peningkatan kasus pada tahun 2010 sebanyak 819 orang.
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang memerlukan perilaku penanganan mandiri yang khusus seumur hidup. Pasien perlu belajar mengatur keseimbangan berbagai faktor. Pasien bukan hanya harus belajar merawat diri sendiri setiap hari guna menghindari penurunan atau kenaikan kadar glukosa darah yang mendadak tetapi juga harus memiliki perilaku preventif untuk mencegah komplikasi diabetes mellitus.
Komplikasi yang sering terjadi pada pasien dengan diabetes mellitus adalah kaki diabetes. Seperti yang diungkapkan oleh dr. Sapto Adji H, Sp.OT dari bagian bedah ortopedi Rumah Sakit Internasional Bintaro (RSIB), beliau menyebutkan bahwa komplikasi yang paling sering dialami pengidap diabetes adalah komplikasi pada kaki yaitu sebesar 15% yang kini disebut kaki diabetes.
Strategi pengelolaan pasien dibagi ke dalam tiga bagian. Strategi pertama adalah diagnosis DM sedini mungkin, diikuti strategi kedua dengan kontrol glikemik dan perawatan kaki sebaik-baiknya, dan strategi ketiga ditujukan pada pengendalian keluhan neuropati/nyeri neuropati diabetik. Perawatan kaki yang dapat dilakukan seperti menjaga kebersihan kulit, hindari trauma kaki seperti sepatu yang sempit (Subekti, 2006; Setyanto, 2009). Menurut Setyanto (2009) salah satu perawatan kaki yang baik dilakukan oleh penderita DM adalah latihan senam kaki diabetes. Latihan senam kaki diabetes ini dapat dilakukan dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki misalnya duduk dengan kedua tumit diangkat, mengangkat dan menurunkan kaki. Gerakan dapat berupa gerakan menekuk, meluruskan, mengangkat, memutar keluar atau ke dalam dan mencengkram pada jari-jari kaki (Soegondo, 2008).
Pada keluarga Tn. M disebutkan bahwa Ny. T menderita DM sejak tahun 1 tahun yang lalu, namun keluarga belum terlalu memahami mengenai penyakit DM itu sendiri. Hal ini menyebabkan tingginya risiko komplikasi dari penyakit yang diderita Ny. T akibat kurangnya pengetahuan klien dan keluarga mengenai penyakit DM dan perawatannya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pendidikan kesehatan mengenai penyakit DM dan perawatan pada pasien DM pada keluarga Tn. M untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keluarga dalam perawatan pasien DM khususnya yang dapat dilakukan di rumah.

B.     TUJUAN
1.      Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit diharapakan sasaran dapat mengerti dan memahami mengenai penyakit Diabetes Melitus.
2.      Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit, sasaran dapat:
1)      Memahami dan mampu menyebutkan kembali pengertian Diabetes Mellitus
2)      Memahami dan mampu menyebutkan kembali Senam Kaki Diabetik
3)      Memahami dan mampu menyebutkan kembali Manfaat Senam Kaki Diabetik
4)      Memahami dan mampu mempraktekkan kembali Gerakan Senam Kaki Diabetik

C.    PESERTA PENYULUHAN
Keluarga Bpk. S yang berjumlah 7 orang yaitu  Bpk S, Ibu. K, Tn. A, Tn. B, Ny.G, Cc. A, Cc.Y

D.    PENYELENGGARA PENYULUHAN
Penyelenggara penyuluhan Senam Kaki Diabetik adalah Ni Putu Manado Ardayanti, S.Kep. yang merupakan mahasiswa Program Studi Profesi Ners.

E.     GARIS BESAR MATERI
1.      Pengertian Diabetes Mellitus
2.      Pengertian Senam Kaki Diabetik
3.      Manfaat Senam Kaki Diabetik
4.      Gerakan Senam Kaki Diabetik

F.     METODE PELAKSANAAN
1.      Ceramah
2.      Demonstrasi
3.      Tanya jawab

G.    STRATEGI PELAKSANAAN
No
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Sasaran
1.
5 menit
Pembukaan :
-       Penyaji memberikan salam
-       Penyaji memperkenalkan diri
-       Penyaji melakukan kontrak topik, waktu dan tempat

-       Peserta membalas salam
-       Peserta mendengarkan penyaji
-       Peserta mendengarkan penyaji

2.
30 menit (10 menit materi, 10 menit demons-trasi dan rede-monstrasi senam kaki diabetik, 10 menit tanya jawab)
Penyampaian Materi
-     Penyuluh menggali sedikit informasi pada sasaran mengenai Senam Kaki Diabetik.
-     Penyuluh menjelaskan materi mengenai :
1)      Pengertian Senam Kaki Diabetik
2)      Manfaat Senam Kaki Diabetik
3)      Gerakan Senam Kaki Diabetik

Tanya Jawab
-     Penyuluh membuka sesi tanya jawab.
-     Penyuluh menjawab pertanyaan sasaran.

-      Sasaran mengeksplorasi apa yang mereka ketahui tentang Senam Kaki Diabetik

-      Sasaran memperhatikan penjelasan dan mencermati materi.



-      Sasaran mendemonstrasikan senam kaki diabetik.

-      Sasaran mengajukan pertanyaan.
-      Sasaran memperhatikan jawaban yang diberikan.
3.
7 menit
Evaluasi
-       Penyaji menanyakan kepada peserta beberapa pertanyaan mengenai materi yang telah disampaikan

-       Peserta menjawab pertanyaan sesuai dengan pemahaman.
4.
3 menit
Terminasi
-       Penyaji menyimpulkan seluruh materi
-       Penyaji mengucapkan terimakasih
-       Penyaji menyampaikan salam Penutup

-       Peserta mendengarkan penyaji

-       Peserta membalas terimakasih dari penyaji
-       Peserta membalas salam
H.    MEDIA DAN ALAT
1.      Leaflet
2.      Koran bekas

I.       SETTING TEMPAT








Rounded Rectangle: 1


2
 

2
 


2
 

2
 
 






Keterangan gambar:
1.      Penyuluh
2.      Peserta

J.      PENGORGANISASIAN
Penyuluh   :          Adisty Putri, S.Kep
K.    KRITERIA EVALUASI
1.      Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan dua hari sebelum kegiatan dengan melakukan kontrak sebelumnya dengan keluarga satu hari sebelum kegiatan. Sarana prasarana seperti leaflet dan materi penyuluhan disiapkan paling lambat dua hari sebelum pelaksanaan.
2.      Evaluasi Proses
a.       Kegiatan berlangsung tepat waktu
b.      Peserta yang hadir 50% dari jumlah total peserta
c.       Peserta yang aktif bertanya 50% dari total peserta.
3.      Evaluasi Hasil
Sasaran penyuluhan mampu :
a.       Memahami dan mampu menyebutkan kembali pengertian Diabetes Mellitus
b.       Memahami dan mampu menyebutkan kembali pengertian Senam Kaki Diabetik.
c.       Memahami dan mampu menyebutkan kembali Manfaat Senam Kaki Diabetik.
d.      Memahami dan mampu mempratekkan kembali Gerakan Senam Kaki Diabetik.

L.     LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.      Materi
2.      Soal
3.      Leaflet




LAMPIRAN MATERI
SENAM KAKI DIABETIK

A.    PENGERTIAN DIABETES MELLITUSl
Diabetes mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah (PERKENI, 2011)
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Menurut kriteria diagnostik PERKENI (Perkumpulan Endrokinologi Indonesia) tahun 2011, seseorang mengalami diabetes mellitus apabila memiliki kadar gula darah puasa > 126 mg/dL dan pada waktu 2 jam setelah makan > 200 mg/dL. 

B.     PENGERTIAN SENAM KAKI DIABETIK
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh penderita diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki (Soegondo, 2008).
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha, dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi (Soegondo, 2008).

C.    MANFAAT SENAM KAKI DIABETIK
1.      Memperbaiki sirkulasi darah
2.      Memperkuat otot-otot kecil
3.      Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
4.      Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
5.      Mengatasi keterbatasan gerak sendi.




D.    GERAKAN SENAM KAKI DIABETIK
1.      Duduklah tegak di atas sebuah kursi (jangan bersandar)

                   Gambar 1: Duduk Tegak (Sumber: Soegondo, 2008)

2.      Dengan meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali




                 Gambar 2: Gerak Pertama(Sumber: Soegondo, 2008)

3.      Dengan meletakkan tumit salah satu kaki di lantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.

                   Gambar 3: Gerak Kedua (Sumber: Soegondo, 2008)

4.      Tumit kaki diletakkan di lantai. Kedua ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki ke arah samping lalu ke tengah masing-masing sebanyak 10 kali.
4
                   Gambar 4: Gerak Ketiga (Sumber: Soegondo, 2008)

5.      Jari-jari kaki diletakkan di lantai. Kedua tumit diangkat dan buat gerakan memutar ke samping. Turunkan kembali ke lantai dan gerakkan ke tengah, dengan pergerakkan pada pergelangan kaki, masing-masing sebanyak 10 kali.
5
                  Gambar 5: Gerak Keempat (Sumber: Soegondo, 2008)

6.      Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari ke depan turunkan kembali kaki anda, bergantian kiri dan kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
7 
                   Gambar 6: Gerak Kelima (Sumber: Soegondo, 2008)
7.      Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung jari kaki ke arah muka anda lalu turunkan kembali ke lantai. Masing-masing kaki ulangi 10 kali
6
                  Gambar 7: Gerak Keenam (Sumber: Soegondo, 2008)

8.      Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi gerak keenam, namun gunakan kedua kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
8
                  Gambar 8: Gerak Ketujuh (Sumber: Soegondo, 2008)

9.      Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan kaki ke depan dan ke belakang.
9
                 Gambar 9: Gerak Kedelapan (Sumber: Soegondo, 2008)
10.  Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki , tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 9 lakukan secara bergantian.
10
                   Gambar 10: Gerak Kesembilan (Sumber: Soegondo, 2008)

11.  Letakkan sehelai koran di lantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja
a.     Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
b.     Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki
c.     Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
d.     Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola
 11
                                            Gambar 11: Gerak Kesepuluh (Sumber: Soegondo, 2008)




DAFTAR PUSTAKA

American Diabetic Associations. 2007. Diabetes Mellitus, (Online), (http://www.diabetes.org, diakses 22 Agustus 2012)
Brunner & Suddarth. 2007. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2. Jakarta: EGC.
Setyanto, Purwo. 2009. Senam Kaki untuk Cegah Diabetic Foot di Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Unit RS Ciremai Cirebon, (Online), (http://www.kesad.mil.id/content/senam-kaki, diakses 22 Agustus 2012)
Smeltzer, Suzane C. 2006. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC
Soegondo. 2008. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus di Indonesia. Jakarta: Perkeni FKUI
Suastika, Ketut. 2008. Kumpulan Naskah Ilmiah. Obesitas, Sindrom Metabolik, Diabetes, Displidemia, Penyakit Tiroid. Bali. Penerbit: Udayana University Press.
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta : Interna Publishing
Waspadji, Sarwono. 2006. Kaki Diabetes. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Penyakit Dalam FKUI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACAM-MACAM POSISI PASIEN

BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Dalam dunia keperawatan, posisi pasien saat di tempat tidur adalah yang utama agar pasien merasa nyaman dengan tempat tidurnya di rumah sakit, seperti halnya pasien lansia yang memiliki kerentanan untuk terluka walaupun tanpa aktifitas dan juga bagi pasien yang mengalami cacat fisik seperti patah tulang atau pun kelainan pada tulang belakangnya. Karena jika kita sebagai perawat tidak bisa mengatur posisi pasien di tempat tidur, bisa terjadi pergeseran atau bahkan bisa membahayakan tulang di dalam tubuh pasien. Karena itulah terdapat macam-macam posisi pasien di tempat tidur yang harus diketahui oleh seorang perawat dalam menjalankan tugasnya, seperti posisi pasien saat akan menjalankan pemeriksaan medis dan lainnya. B.      RUMUSAN MASALAH 1.       Apa saja macam-macam posisi pasien ditempat tidur? 2.       Apa yang dimaksud dengan Posisi La...

SAP Memandikan Bayi

SATUAN ACARA PENYULUHAN MEMANDIKAN BAYI DI RUANG PERINATOLOGI RSUD TABANAN    OLEH KELOMPOK 2C 1.       Adisty Putri Wira Utami            (16.901.1335) 2.       I Komang Darmayasa                (16.901.1376) 3.       Kadek Dwi Trisnawati               (16.901.1418) 4.       Ni Putu Manado Ardayanti       (16.901.1508) PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPN I BALI 201 6 SATUAN ACARA PE NYULUHAN MEMANDIKAN BAYI   Pokok Bahasan              : Perawatan bayi sehari-hari Sub Pokok Bahasan ...

LAPORAN PENDAHULUAN CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)/ GAGAL JANTUNG KONGESTIF

LAPORAN PENDAHULUAN CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)/ GAGAL JANTUNG KONGESTIF A.     Konsep Dasar Penyakit 1.       Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi bengkak ( congestive ) (Udjianti, 2010). 2.   Gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologis be...